Menjadi dewasa itu berkah ataukah musibah?

Istilah dewasa atau tua seakan menjadi istilah denotatif versus konotatif. Menjadi tua, belum tentu setara dengan menjadi dewasa. Tua itu pasti, dewasa belum tentu.

Jika dikaitkan dengan judul, sebenarnya sudah bisa ditebak bahwa dewasa semestinya menjadi berkah bagi kita. Menjadi tua tetapi tidak dewasalah yang membuatnya menjadi suatu musibah.

When She Loved Me [1]. Inilah lagu yang menginspirasi tulisan ini. Diciptakan oleh Randy Newman dan dinyanyikan pertama kali oleh Sarah McLachlan sebagai sound track film Toy Story 2 (1999).

Kisah tentang mainan (Jessie) yang ditinggalkan oleh pemiliknya. Pemiliknya makin beranjak remaja dan dewasa, sedang dirinya masih tetap seperti yang dulu saat pemiliknya masih kecil dan suka bermain dengannya. Pada akhirnya, mainan itu didonasikan untuk anak-anak lain yang membutuhkan.

Kesan pertama yang kutangkap ketika tidak mengetahui jalan ceritanya, malah aku berpikiran negatif. Penyanyinya seorang perempuan, tetapi mengapa judul dan isinya bercerita tentang penyanyi dan “she”?

Saat (dulu) seseorang mencintaiku, segalanya terasa indah.
Tiap waktu yang kami habiskan bersama, kusimpan dalam hati.

Saat dia bersedih, aku ada untuk mengusap air matanya.
Saat dia bahagia, begitupun aku. (Demikianlah) saat (dulu) dia mencintaiku.

Melewati musim panas dan gugur, kami saling menemani.
Hanya dia dan aku bersama, seakan telah ditakdirkan.

Saat dia kesepian, aku ada untuk menghiburnya.
Dan aku tahu (dulu) dia mencintaiku.

Tahun berlalu, aku tetaplah seperti dulu.
Namun dia mulai menjauh, meninggalkanku sendiri.
Masih kunantikan hari saat dia berkata, “aku akan selalu mencintaimu.”

Kesepian dan terlupakan. Tak pernah (lagi) terpikir dia akan memandangku.
Tersenyum dan memelukku seperti dulu.

Seperti (dulu) dia mencintaiku.
Saat (dulu) dia mencintaiku.

Saat (dulu) seseorang mencintaiku, segalanya terasa indah.
Tiap waktu yang kami habiskan bersama, kusimpan dalam hati.
(Demikianlah) saat (dulu) dia mencintaiku. [2]

Semuanya terasa serba kata-kata untuk mengenang kejadian di masa lalu. Lagu ini memang untuk mengenang masa lalu saat seseorang (atau sebuah mainan) dicintai oleh kekasihnya (atau pemiliknya).

Beranjak remaja, dewasa lalu tua adalah sebuah proses alami yang pasti dilalui oleh manusia, bahkan oleh hewan maupun tumbuhan dan makhluk hidup yang lain (entah yang mana itu). Menjadi dewasa adalah menyambut semua tanggung jawab yang belum pernah kita peroleh di saat anak-anak maupun remaja. Saat anak-anak, kita belum bisa memasuki alam pikiran remaja. Begitu pun saat remaja, kita belum bisa memasuki alam pikiran orang dewasa. Lalu datang usia dewasa yang bahkan saat itu pun belum tentu bisa memasuki alam pikiran orang tua.

Mungkin hanya orang tua yang bisa memasuki alam pikiran orang dewasa, remaja dan anak-anak. Juga orang dewasa saja yang bisa memasuki alam pikiran remaja dan akan-anak. Mungkin. Hanya mungkin. Sebab tetaplah banyak orang dewasa maupun tua yang tak memahami alam pikiran orang-orang yang lebih muda darinya. Mereka hanya memahami usia dewasa, remaja maupun anak-anak dimana mereka pernah mengalaminya. Lain tidak.

Apapun itu (dan kelanjutan dari tulisan ini), semoga usia dewasa dan tua kita makin benar-benar bisa menciptakan kedewasaan dalam pengambilan tiap keputusan. Karena hidup adalah kumpulan permasalahan yang perlu diselesaikan, juga himpunan pertanyaan yang perlu dijawab. Keputusan yang baik hanya dapat terlahir dari kedewasaan (juga ilmu) kita. Semoga.

Referensi:
[1] en.wikipedia.org
[2] Terjemahan suka-suka. Sebutan “He” atau “She” tak nampak dalam terjemahan Bahasa Indonesia.